Postingan

Tanggung Jawab Orang Tua

Gambar
Orang tua berkasih sayang kepada anak-anaknya. Ini adalah menjadi sebuah tanggungjawab sosial. Bentuk kasih sayang itu tak hanya memenuhi kebutuhan jasmani belaka. Tetapi, juga kebutuhan rohaninya. Memberikan arahan atau nasehat yang baik. Orang tua sudah selayaknya mengajarkan anaknya mengenal Tuhan. Dimana anak saat lahir dalam keadaan suci. Selanjutnya orang tualah yang bertanggung jawab terhadap anaknya. Mau dibawa kemana anak kita? Orang tua selain mengajarkan anaknya mengenal Allah SWT juga harus mengajarkan anaknya ibadah. Cara mengesakan Sang Pencipta itu seperit apa. Bagaimana cara sholat lima waktu. Bagaimana cara membaca Quran. Disamping ibadah orang tua harus mendidik budi pekerti anak. Bagaimana cara berbicara kepada orang yang lebih tua, seusia dan kepada orang yang lebih muda. Orang tua tidak boleh lalai mengingatkan hal ini kepada anak-anaknya. Bagaimana cara berjalan di samping orang tua. Bagaimana cara bertamu. Bagaimana cara bertetangga dll. Budi pe

Menghitung Hari

Gambar
Seandainya usia anda hari ini 27 tahun itu berarti selama 27 tahun anda mendapatkan nikmat-Nya tanpa henti. Seandainya Allah SWT menghentikan nikmat-Nya tentu akan akan merasakan suatu kekurangan. Hilangnya satu nikmat mempengaruhi kehidupan anda. Dalam kurun waktu 27 tahun salah satu nikmat yang anda rasakan dan tidak pernah putus ialah nikmat nafas. Anda senantiasa menghirup oksigen dan mengeluarkan karbondioksida. mari kita bandingkan dengan harga setabung oksigen di rumah sakit. Berapakah harganya? Tentu bukan angka yang sedikit. Ini berarti hidup anda itu penuh dengan nikmat. Jika hari ini anda tepat berusia 27 tahun akan banyak hal yang mencengangkan yang akan anda jumpai. 27 tahun sama dengan 9.720 hari (perhitungan satu tahun 360 hari). Sama dengan 233.280 jam. 13.996.800 menit. 839.808.000 detik. Luar biasa. Anda telah menghabiskan waktu 839.808.000 detik untuk bernafas. Berapa kira-kira biaya oksigen yang harus anda bayar hidup selama itu jika anda berada di rum

Rumah Bernyanyi

Gambar
Belakangan ini di kota-kota besar marak muncul rumah bernyanyi. Sebuah tempat melepas penat. Sembari menikmati hidangan, pengunjung dapat bernyanyi bersama keluarga atau orang yang dicintai. Toh, jika tak ingin bernyanyi karena tak bersuara emas cukup cukup bersantai sembari menyaksikan artis yang menghibur. Fenomena ini mulai marak bermunculan di kota metropolitan. Namun, ada sebagian masyarakat tak mau mengocek dompetnya lebih dalam. Lebih baik berhemat. Mereka tak mau repot-repot pergi ke rumah bernyanyi. Orang-orang ini lebih memilih rumah pribadi sebagai tempat untuk bernyanyi ria. Rumah disulap sebagai panggung hiburan.Di dalamnya tersedia perlengkapan menyanyi. Ada home theatre, VCD/DVD lagu terpopuler atau lagu lawas. Tak ketinggalam mic atau pengeras suara. Maka siaplah artis menggoyang panggung. Suara bass diperbesar untuk memberikan efek getar. Maka seisi rumah pun siap untuk bergoyang. Pada prinsipnya rumah bernyanyi marak bermunculan karena tingginya perminta

Orientasi Dunia Atau Surga?

Gambar
Tidak boleh semata-mata menjadikan dunia sebagai tujuan akhir. Tidak boleh seperti itu. Dunia adalah sebagai jalan kita untuk mencapai derajat yang tinggi disisi-Nya. Tubuh dan harta yang kita miliki hendaknya dapat digunakan untuk mencari surga-Nya. Ya, orang yang beriman seperti itu adanya. Tidak menjadikan dunia sebagai tempat tujuan akhir. Ia menjadikan dunia sebagai sarana untuk memperoleh derajat yang tinggi disisi-Nya di akhirat kelak. Orang yang semata-mata mencari materi keduniaan maka hidupnya hanya berputar-putar dalam masalah keduniaan. Dalam kesehariannya ia hanya berkutat dalam urusan materi, materi dan materi. Tak ada waktu untuk ibadah. No time for prayer. No time for religion. Itu menurutnya. Pikirannya hanya diisi oleh uang, uang dan uang. Ia bersikap cinta materi dunia. Materialistik dan hedonis. Semata-mata menjadikan dunia sebagai hal yang utama. Uang adalah raja. Semua yang ia lakukan untuk mencari harta. Dengan demikian ia lupa untuk beribadah kepada

Ukuran Kecerdasan

Gambar
Mari tanyakan kepada diri sendiri? Apakah saya adalah orang yang cerdas? Untuk mengukur kecerdasan pribadi ada alat ukurnya. Alat ukurnya orang yang cerdas dan orang yang bodoh tentu ada. Orang yang cerdas itu bukan dilihat dari pandainya ia menyelesakan soal matematika yang rumit. Atau kelihaiannya menyelesaikan soal fisika. Itu bukan. Orang yang cerdas dan orang yang bodoh itu telah ditegaskan oleh Nabi Muhammad : “Al kayyisu man daana nafsahu wal amila limaa ba’dal mauut. Wal aajizu man atba’a nafsahu hawaaha watamanna alaulooh.” Artinya : orang yang cerdas adalah orang yang mengkoreksi dirinya dan beramal sebagai bekal setelah mati. Orang yang lemah (bodoh) ialah orang yang mengikuti hawa nafsunya dan berangan-angan kepada Allah (dosanya akan diampuni tanpa bertaubat). Dari hadis ini dapat diambil suatu kesimpulan bahwa orang yang cerdas adalah orang yang selalu mengkoreksi dirinya. Ia pandai melihat kekurangannya. Kelemahan yang ada pada dirinya lalu ia perbaiki. I

Kebersihan Sebagian Dari Iman

Gambar
Kebersihan Sebagian Dari Iman Tentu kita kaum muslim pernah melaksanakan sholat idul fitri atau idul adha di lapangan. Kalau bukan dipelataran masjid kita sholat di lapangan sepak bola atau lapangan parkir. Kita datang ke tempat sholat dengan membawa beberapa lembar koran. Yang nantinya koran itu akan kita gunakan untuk sholat. Kita menjadikan koran sebagai alas tempat duduk. Saat kita selesai sholat apa yang kita lakukan terhadap koran itu? Apakah kita membawanya pulang? Apakah kita membiarkannya saja tergeletak begitu saja? Kita berharap ada tukang bersih-bersih yang akan mengurus semuanya? Lihat pula kejadian ini. Saat pergantian tahun baru telah usai. Paginya kita akan melihat lautan sampah. Mulai dari bungkus makanan, minuman, puntung rokok, kembang api dll. Sampah berseliweran dimana-mana. Mari kita cermati masalah ini. Sampah adalah musuh bersama. Semua orang jijik ketika berhadapan dengan sampah. Apakah berarti karena jijiknya kita sehingga kita tak mau meng

Bantu Pemerintah

Gambar
Mengikuti aturan agama berarti memperingan kerja pemerintah dalam mengurus rakyatnya. Coba kita pikirkan. Jika kita taat pada aturan maka tak akan ada lagi kasus pencurian. Kinerja polisi menjadi lebih ringan. Tak perlu pusing membongkar pelaku yang melarikan diri. Jika mahasiswa tak demo ditengah-tengah jalan misalnya, pak polisi tak akan sibuk mengatur lalu lintas. Jika rakyat tak mencuri kayu di hutan, maka polisi hutan tak akan bekerja ekstra keras. Jika rakyat bisa menjaga fasilitas umum, maka anggaran daerah untuk perbaikan fasilitas tak perlu ditambah. Jika hakim bisa jujur maka Departemen Hukum tak perlu bekerja keras. Jika semua orang jujur maka KPK tak akan berpusing-pusing mencari otak koruptor. Tak perlu menghabiskan dana milyaran untuk mengungkap pelaku. Jika rakyat tak menyebarkan film, gambar, VCD porno maka angka pemerkosaan dan kejahatan seksual bisa dicegah. Bahkan, bisa dihilangkan. Jika pejabat dan pemeritan bisa jujur mengelola uang Negara maka tak