Mengajak Masuk Surga



Melalui goresan ini penulis ingin menyampaikan sesuatu yang sangat penting. Jika ada sesuatu menurut anda sangat penting maka hal yang akan sampaikan ini jauh lebih penting. Jika urusan yang akan atau sedang anda lakukan mungkin sangat urgent, maka hal yang penulis sampaikan ini jauh lebih urgent. Apakah itu? Saya ingin mengajak kita semua untuk melakukan sesuatu hal. Sebab ini menyangkut masalah keselamatan kita semua. Pembaca sekalian yang budiman.

Dari lubuk hati penulis yang terdalam penulis ingin mengajak kepada pembaca untuk masuk kedalam surga dan selamat dari neraka. Kalau ajakan saya seperti ini apakah saudara (i) berkenan? Syukur Alhamdulillah jika berkenan. Saya yakin kita semua tak ada yang berani menolak. Berarti sudah ada itikad baik dari dalam hati untuk meraih keridhaan-Nya dan terhindar dari siksa-Nya.

Bapak/ibu/saudara (i) yang kami hormati, untuk mencapai surga dan selamat dari neraka tentu bukan perkara mudah. Tak semudah membalik telapak tangan. Banyak resiko yang akan ditanggung. Banyak kerikil yang akan menjadi sandungan yang akan kita hadapi. Tapi, Insya Allah dengan tekad yang baik dan niat yang tulus Allah SWT akan memberi pertolongan kepada kita semua dalam menghadapi masalah itu.

Baiklah saya akan memulai inti dari tulisan saya dengan terlebih dahulu mengutip ayat-ayat Alquran dan Hadis Rosululloh SAW. Didalam Quran Surah Azzariyat (51) ayat 56 Allah SWT telah berfirman : “Wamaa kholaqtul jinna wal insa illa liya’buduun.” Artinya Aku tidak menciptakan jin dan manusia kecuali untuk menyembah kepada-Ku.

Dari ayat yang saya tulis ini saya harap kita semua bisa mengambil sebuah pelajaran. Yakni, manusia memiliki sebuah kewajiban pokok yang harus dikerjakan. Mau tak mau. Senang atau tak senang. Kewajiban itu ialah beribadah kepada-Nya. Sebab Allah yang telah menciptakan manusia hidup di muka bumi, maka Allah pun berhak menyuruh melakukan atau tidak melakukan sesuatu terhadap makhluk ciptaan-Nya itu.

Adapun praktek ibadah kepada Allah haruslah sesuai dengan tuntunan Alquran dan Alhadis. Harus sesuai dengan apa yang disampaikan oleh Allah dan Rosulnya. Ibaratnya kita harus menggunakan kompas saat berada ditengah lautan luas tak bertepi. Sebab jika tidak, kita akan kesasar. Demikianlah gambaran bahwa manusia harus beribadah sesuai dengan dua kitab tersebut. Tak boleh beribadah sesuai dengan kehendaknya sendiri. Sekehendak hatinya.

Hal ini sesuai dengan sabda Nabi Muhammad yang diriwayatkan dalam Hadis Nasa’I Juz 6. Isinya : “Innallooha laa yaqobalu minal amali illa maakaana lahu khoolison wab’tughiya bihi waj’huh.” Artinya : Allah tidak akan menerima suatu pengamalan kecuali amalan yang murni dan hanya mengharapkan wajah Allah (pahala) dalam mengerjakan amalan itu.

Dalam Surah Al-Hasyr (59) ayat 7 pun telah jelas tercantum : “Wamaa aataakumurrosuulu fakhudzuuhu wamaa nahaakum anhu fantahuu.”Dan apa-apa yang rosul datangkan kepada kalian maka ambillah, dan apa-apa yang rosul larang kepada kalian maka berhentilah.”

Dalam Surah Albaqoroh (2) juga telah dijelaskan :”Yaa ayyuhalladziina aamanuu udkhuluu fissilmi kaaffah….” Wahai orang-orang yang beriman masuklah kaliah kedalam islam secara keseluruhan….” Maksudnya mengerjakan aturan islam harus secara keseluruhan. Total. Tak boleh setengah-setengah. Apa yang sesuai tidak sesuai keinginan harus dikerjakan sekuat kemampuan.

Dalil-dalil saya kutip ini mengindikasikan bahwa beribadah kepada Tuhan secara total merupakan kewajiban bagi semua hamba Allah.

Nah, yang kemudian menjadi persoalan ialah bagaimana cara mengetahui amalan apa yang diperintah oleh-Nya. Bagaimana praktek pelaksanaannya? Ini berhubungan dengan ibadah mahdoh dan ghoiru mahdoh. Kelakuan apa pula yang harus dijauhi oleh seorang hamba. Berangkat dari problem ini maka perlu adanya solusi. Sebuah solusi cerdas diperlukan. Kita tak perlu galau karena belum mengetahui ibadah yang benar. Masih ada jalan. Sulusi cerdas itu berupa mencari ilmu dengan mengikuti forum pengajian. Materi yang dikaji ialah Quran dan Hadis. Tak cukup mengkaji sebuah buku agama. Bedah buku bukan cara untuk mengetahui cara ibadah yang pas. Melainkan yang kita lakukan ialah membedah Quran dan Hadis. Inilah yang kita lakukan.

Masih ada pertanyaan yang selanjutnya muncul. Saya kan sudah sering mengaji? Buktinya saya sudah khatam membaca Quran 3x. Hohoho… bukan seperti itu maksud saya. Pengajian yang saya maksud disini ialah pengajian yang hanya mempelajari cara membaca Quran. Tetapi, termasuk mengkaji maknanya. Selain itu, mengkaji apa penjelasan ayat tersebut. Apa yang harus dilakukan atau tak dilakukan setelah mengetahui ilmu Alquran. Itupun belum cukup. Tak hanya belajar Quran. Belajar Hadis juga menjadi kewajiban. Hadis dibuka, diartikan dan dijelaskan apa maksudnya. Kita buka hadis yang secara langsung. Bukan hadis palsu. Yang dipelajari ialah Hadis Bukhori, Muslim, Nasa’i, Termidzi, Abu Dawud dan Ibni Majah. Bukannya membedah buku ibadah karangan profesor tertentu. Bukannya membaca buku yang membahas tuntunan sholat, puasa, zakat, haji karangan ahli tertentu. Sekali lagi yang kita kaji ialah Hadisnya secara langsung. Tidak cukup membaca buku.

Apa sebab kita membuka Quran dan Hadis secara langsung? Bukannya membaca buku atau kitab karangan? Alasannya banyak. Isi buku cenderung merupakan opini pribadi pengarangnya. Konten ilmu agama bisa tercemar oleh pendapat pribadi. Ini hal yang logis. Masuk akal. Besar kemungkinan sang penulis memasukkan pernyataan buatan sendiri kedalam bukunya. Tentu besar pula kemungkinan pendapatnya berlawanan dengan isi Quran dan Hadis. Seandainya opininya memang benar maka tetap tak diterima oleh agama. Jika seseorang membaca buku karangan itu lantas mengerjakan isinya maka tetap dihukumi salah. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad yang diriwayatkan oleh Sunan Termidzi Juz 2. “Barang siapa yang berkata dalam urusan Alquran sesuai dengan pendapatnya maka hendaklah ia mengambil tempat duduk dineraka.” Orang yang mengajarkan hal yang batal kepada orang lain maka Allah akan mempersilahkan orang itu untuk masuk kedalam neraka.

Dalam hal ini kita telah mengetahui tata cara mencari ilmu bukan? Yakni dengan mengkaji secara langsung Quran dan Hadis. Masalah selanjutnya yang menjadi polemik ialah dimana saya bisa belajar Quran dan Hadis seperti itu? Masalahnya banyak sekali aliran-aliran yang ada ditengah-tengah masyarakat. Sehingga saya bingung untuk memilihnya. Nah, disini bukannya fanatisme sempit. Tetapi, dari pengalaman pribadi dan banyak teman-teman yang lain, sebuah organisasi kemasyarakatan (ormas) yang benar-benar mengedepankan masalah ilmu agama yang murni ialah Lembaga Dakwah Islam Indonesia. Disingkat LDII.

Anda dapat mencari lokasi majelis taklim yang dibina oleh LDII disekitar tempat anda. Anda dapat melapor kepada pengurus masjid setempat. Anda menyebutkan niat anda untuk mencari tahu bagaimana metode pengajian di LDII. Insya Allah dengan senang hati pengurus LDII akan membantu anda. Tak begitu sulit untuk mencari tempat pengajian itu. LDII tersebar di 33 provinsi, 353 kota/kabupaten dan 4500 Pimpinan Cabang/Pimpinan Anak Cabang (PAC) diseluruh pelosok Indonesia. Bahkan, tersebar di 38 negara di dunia. Anda dapat mengetahui LDII melalui situs www.ldii.or.id. Dapat pula melalui situs nuansaonline.net. LDII adalah salah satu organisasi terbesar dan legal di negeri ini. Kantor pusatnya berlokasi di Jalan Arteri Tentara Pelajar No.28 Patal, Senayan, Jakarta Selatan. LDII pun memiliki visi dan misi yang jelas.

VISI:

“Menjadi organisasi dakwah Islam yang profesional dan berwawasan luas, mampu membangun potensi insani dalam mewujudkan manusia Indonesia yang melaksanakan ibadah kepada Allah, menjalankan tugas sebagai hamba Allah untuk memakmurkan bumi dan membangun masyarakat madani yang kompetitif berbasis kejujuran, amanah, hemat, dan kerja keras, rukun, kompak, dan dapat bekerjasama yang baik”

MISI:

“Memberikan konstribusi nyata dalam pembangunan bangsa dan negara melalui dakwah, pengkajian, pemahaman dan penerapan ajaran Islam yang dilakukan secara menyeluruh, berkesinambungan dan terintegrasi sesuai peran, posisi, tanggung jawab profesi sebagai komponen bangsa dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).”

Sebagai tambahan informasi, pada tanggal 11-12 April 2012 yang lalu LDII menghelat acara besar. Acara Rapat Kerja Nasional (Rakernas) yang berlangsung di gedeng IPB International Convention Center (ICC) Bogor, Jawa Barat. Acara tersebut dibuka langsung oleh Menteri Agama RI, H. Suryadharma Ali.

LDII banyak memiliki program yang berkesinambungan dalam rangka meningkatkan peradaban hidup, harkat dan martabat dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara. Misalnya program pembinaan anak usia dini, remaja, dewasa hingga manula. Lebih lanjut lagi, LDII mengarahkan seluruh elemen masyarakat untuk untuk beribadah yang benar. Goalnya ialah bisa masuk kedalam surga dan terhindar dari siksaan api neraka. Tanpa ada tujuan politis.

Jika ada oknum tak bertanggungjawab yang menghasut kita semua maka tak usah didengarkan. Jika dikemudian hari ada pihak-pihak yang memanaskan suasana dan mengadu domba antara LDII dengan ormas yang lain maka tak perlu acuhkan. Jika ada orang yang tak senang keikutsertaan anda dengan pengajian LDII maka tak perlu cemas dan terpengaruh. Tidak ada salahnya anda memasuki dunia pengajian yang dinaungi oleh LDII. Jika sudah berada didalamnya, dengan sendirinya anda akan tahu seluk beluk LDII. Andapun tentu pandai menentukan pilihan setelah itu.

Dalam menetapi ibadah yang benar sudah pasti ada pihak yang tak senang. Ia berusaha mencemooh dan menghasut anda. Menyebarkan isu-isu negatif. Ini bukan lagi hal yang baru. Hal ini telah menjadi ketetapan Allah. Nabi dan orang-orang soleh terdahulu sebelum kita pun telah mengalami hal ini. Pasti ada saja rintangan dalam mencari kebaikan. Ada saja orang yang tak senang kita masuk kedalam surga. Setan pun selalu berusaha menghalang-halangi langkah kita mengerjakan amal baik. Maka kita harus kuat iman dan mental dalam menangkal pengaruh negatif yang bermunculan itu.

sumber

 klik disini untuk mendapatkan fasilitas 100 % serba gratis
Dapatkan Fasilitas 100 % Serba Gratis Sekarang Juga


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gimana Hukumnya Mencari Kutu (Petan)

Bantu Pemerintah

Ukuran Kecerdasan