Ukuran Kecerdasan


Mari tanyakan kepada diri sendiri? Apakah saya adalah orang yang cerdas? Untuk mengukur kecerdasan pribadi ada alat ukurnya. Alat ukurnya orang yang cerdas dan orang yang bodoh tentu ada. Orang yang cerdas itu bukan dilihat dari pandainya ia menyelesakan soal matematika yang rumit. Atau kelihaiannya menyelesaikan soal fisika. Itu bukan. Orang yang cerdas dan orang yang bodoh itu telah ditegaskan oleh Nabi Muhammad :


“Al kayyisu man daana nafsahu wal amila limaa ba’dal mauut. Wal aajizu man atba’a nafsahu hawaaha watamanna alaulooh.” Artinya : orang yang cerdas adalah orang yang mengkoreksi dirinya dan beramal sebagai bekal setelah mati. Orang yang lemah (bodoh) ialah orang yang mengikuti hawa nafsunya dan berangan-angan kepada Allah (dosanya akan diampuni tanpa bertaubat).

Dari hadis ini dapat diambil suatu kesimpulan bahwa orang yang cerdas adalah orang yang selalu mengkoreksi dirinya. Ia pandai melihat kekurangannya. Kelemahan yang ada pada dirinya lalu ia perbaiki. Ia selalu berintrospeksi diri.

Jika ada orang yang mengingatkan dirinya maka ia tak malu untuk menerima kritikan itu. Saran dari orang lain ia jadikan sebagai pembelajaran. Dengan kemauannya menerim saran maka kekurangannya selama ini bisa tertutupi. Sedikit demi sedikit ia menuju kesempurnaan.

Sebaliknya orang yang bodoh ialah orang yang suka mengikuti hawa nafsunya. Padahah hawa nafsu itu berasal dari syetan. Adapun setan sudah barang tentu perintah pada kejelekan. Jadi, tingkah laku orang yang bodoh ialah selalu mengerjakan kejelekan dan kejelekan. Celakanya lagi ia beranggapan Tuhan akan mengampuni semua dosa-dosanya tanpa jalan bertaubat. Sungguh suatu anggapan yang keliru.

sumber

 klik disini untuk mendapatkan fasilitas 100 % serba gratis
Dapatkan Fasilitas 100 % Serba Gratis Sekarang Juga


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gimana Hukumnya Mencari Kutu (Petan)

Bantu Pemerintah