Merubah Galau Menjadi Bahagia


Topik ini adalah topik yang sangat penting bagi kita semua. Mengapa? Sebab dalam kehidupan ini kita mengalami pasang surut. Kadangkala senang dan kadangkala susah. Bahkan, jika dipresentasi bisa jadi lebih banyak susah dari pada senangnya. Perlu kita sama-sama sadari bahwa tidak selamanya seseorang akan menikmati kebahagiaan. Begitupula sebaliknya. Tidak selamanya seseorang akan susah. Pasti ia akan mengalami hal yang berkebalikan dari itu.

Kemudian bagaimana sikap kita ketika menghadapi suatu kondisi. Misalnya saja saat ini kita sedang bersusah hati karena tertimpa kemalangan atau hal yang tidak menyenangkan lainnya. Apakah lantas kita jatuh mental, frustasi, stress, bahkan berniat ingin bunuh diri? Wah, jangan sampai itu terjadi. Kata yang terakhir jangan sampai sekali-kali muncul dibenak kita. Sebab jika niat itu sampai terlaksana maka kita akan menyesal selama-lamanya. Sebab, orang yang bunuh diri akan disiksa dihari kiamat dalam bentuk seperti apa ia mengakhiri nyawanya sendiri. Misalnya saja ia membuang dari dari ketinggian. Maka dihari akhir nanti ia akan disiksa jatuh dari ketinggian terus menerus. Dengan tanpa berpenghabisan.

Nah, kalau begitu apa yang harus kita lakukan ketika kita sedang dalam kondisi ketidak nyamanan, ketidak enakan bahkan sakit yang parah yang tidak akan mungkin bisa sembuh. Yang bisa kita lakukan adalah bertawakkal kepada Allah SWT. Berserah diri kepadanya. Kembali mengingat bahwa semua itu adalah kehendak dari-Nya. Tidak ada sesuatupun yang terjadi dipermukaan bumi ini terjadi kecuali atas sepengetahuan dan kehendaknya. Tidak mungkin terjadi dengan sendirinya tanpa campur tangan dari Allah SWT. Tentu ada yang mengatur semua peristiwa itu, yaitu Tuhan Yang Maha Kuasa, Allah SWT.

Berarti yang kita dapat lakukan ialah bertawakkal kepada-Nya. Sekarang seperti apakah tawakkal itu? Apakah hanya berdoa? Menangis agar semuanya berubah tanpa ada usaha? Tidak seperti itu. Tawakkal maksudnya adalah berusaha semaksimal mungkin untuk mengubah hal yang mungkin dapat diubah. Selanjutnya pasrah kepada-Nya atas usaha maksimal yang telah kita lakukan tersebut. Memang ada hal yang sepertinya tak dapat diubah. Misalnya vonis kematian seseorang dari dokter. Tapi, ada sebuah kabar gembira. Isi kabar itu ialah bahwa “tidak ada yang dapat mengubah qodar kecuali doa”. Berarti kita masih dapat berdoa untuk meminta kepada-Nya agar Ia mengubah kejelekan itu menjadi sebuah kebaikan bagi kita. Karenanya, mari berdoa kepadanya agar kejelekan yang sedang atau akan menimpa kita bisa diubah-Nya menjadi kebaikan.

Hubungannya dengan kejelekan dan kebaikan ada satu poin yang ingin saya sampaikan. Didalam Alquranul Karim Allah menjelaskan “sesuatu yang kamu anggap jelek itu belum tentu jelek bagi kamu, sebaliknya sesuatu yang kamu anggap baik belum tentu baik bagi kamu.” Artinya bahwa pikiran kita yang menganggap musibah itu jelek itu sebenarnya tidak selamanya benar. Ada hikmah tersembunyi yang tersimpan didalamnya. Dimana hikmah itu justu dapat memberikan kebaikan yang lebih. Kadangkala manusia selalu melihat yang ada dihadapannya sebagai suatu realitas yang ditelan bulat-bulat. Ketika hartanya terkuras diambil oleh pencuri misalnya, timbul pikiran bahwa Allah tidak adil kepadanya. Mengapa hanya dirinya yang selalu dapat kemalangan. Mengapa bukan tetangga saja yang kecurian. Sering seperti itu khayalan yang muncul bukan? Disadari atau tidak memang seperti itu keadaannya. Kita sering menyalahkan keadaan atau bahkan menyalahkan Tuhan. Tentu itu salah besar. Itu adalah suatu kekeliruan yang harus segera diubah.

Jika dipahami sebenarnya banyak manfaat yang dapat diperoleh dari kecurian ini. Disini saya dapat memberikan beberapa manfaat. Yang sebenarnya masih banyak lagi faedah yang dapat diambil.

Pertama, kecurian itu adalah sebuah ujian keimanan dari Tuhan. Dimana Allah ingin mengetahui seberapa besar kadang keimanan seseorang. Apakah selaras antara ucapan lisannya dengan perbuatannya. Apakah ucapannya “saya beriman kepada Allah SWT” itu sesuai dengan kata hati dan perbuatannya? Jika ia sabar atas kejadian itu maka Allah memberikan apresiasi kepada orang tersebut. Bahwa apa yang diucapkannya memang benar. Memang ia layak menyandang predikat sebagai orang iman. Bukan iman abal-abalan.

Kedua, Allah ingin meningkatkan derajat surga orang tersebut. Sebenarnya orang itu akan masuk kedalam tingkat surga yang kesekian. Namun, sebab amalannya belum cukup untuk mengantarnya sampai pada derajat surga itu maka Tuhan memberinya ujian. Tujuannya adalah untuk menyampaikannya pada derajat itu. Berarti Allah SWT itu Maha Baik kan? Ya, tentu. Allah memiliki salah satu nama, yakni “Ya Barru” yang artinya wahai zat yang Maha Baik.

Ketiga, Allah ingin memberikan ganti yang lebih banyak dan baik. Jika ia bisa bersabar maka Allah telah menjanjikannya dengan banyak kebaikan. Baik di dunia terlebih lagi di akhirat. Kebaikan di dunia misalnya ia akan mendapat rezeki yang tidak disangka-sangka sebagai pengganti harta yang telah hilang itu. Dan diakhirat tentu pahala yang besar telah menunggunya. Ia akan dimasukkan kedalam surga yang kekal.

Keempat, Allah melebur dosa-dosa yang telah dilakukannya. Jika ia bisa sabar maka Allah akan menghapus dosa yang telah ia kerjakan sebelumnya. Ya, kadang musibah itu datang sebagai teguran untuk mengintrospeksi diri. Agar tidak terus menerus jatuh dalam lembah dosa.

Masih banyak lagi faedah yang terkandung dalam sebuah musibah atau kejelekan yang menimpa diri kita. Poin penting yang ingin saya sampaikan ialah mari jalani hidup apa adanya. Seberat apapun itu. Jangan sampai berputus asa lantas ingin mengakhiri segala-galanya. Jika sekarang anda sedang galau maka serahkan kegalauan itu kepada-Nya. Mari berpasrah kepada-Nya, sang pemilik kegalauan. Jika anda sedang kalut, gamang, stres, kalut marut, kuatir, sedih, takut, kecewa, kecil hati, putus harapan, duka cita, payah, serba susah, resah, kacau balau, haru biru, cemas, rusuh hati, kusut, pilu, sendu, sedu, isak, tangis, sakit, gelisah, kronis, gundah gulana, tidak tenang, tidak tentram, dan tidak bahagia maka tetap jalani hidup ini dengan senyuman. Tetap beribadah kepada Allah SWT. Tetap sholat 5 waktu, berbuat kebajikan kepada sesama dan mengerjakan amal soleh lainnya. Jangan berputus asa dari rahmat-Nya. Ingatlah dibalik kesusahan pasti ada kemudahan. Inna ma’al usri yusro (QS. Al-Insyiroh : 6). Mari rubah galau jadi bahagia. sebab dibalik sesuatu yang jelek tersimpan kebaikan. Dibalik duri kulit durian tersimpan daging yang lezat dan harum yang siap disantap.

sumber

 klik disini untuk mendapatkan fasilitas 100 % serba gratis
Dapatkan Fasilitas 100 % Serba Gratis Sekarang Juga


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gimana Hukumnya Mencari Kutu (Petan)

Bantu Pemerintah

Ukuran Kecerdasan